GO-JEK: Menggunakan Machine Learning untuk memprediksi dan mengatur tarif yang dinamis
Tentang kami GO-JEK
Sejak diluncurkan pada 2015, GO-JEK telah menjadi platform multi-layanan terkemuka di Indonesia. Berkantor pusat di Jakarta, GO-JEK adalah super app yang memungkinkan masyarakat di 167 kota dan kabupaten di Indonesia untuk mengakses lebih dari 18 produk, mulai dari transportasi, pengiriman makanan, belanja, pijat, layanan bersih-bersih rumah, hingga logistik, dan pembayaran. Teknologi GO-JEK telah meningkatkan kehidupan jutaan orang, sembari terus memberdayakan sektor informal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Beri tahu kami masalah Anda. Kami selalu siap membantu.
Hubungi kamiMenggunakan Google Cloud dan Google Maps Platform, GO-JEK berhasil mengukuhkan diri sebagai platform multi-layanan on-demand unggulan yang juga salah satu dari beberapa unicorn yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Hasil Google Cloud
- Mendukung 1 juta mitra ojek online dengan akses cepat ke pelanggan dan rute yang dioptimalkan
- Memungkinkan hadirnya fitur perkiraan permintaan dan penyesuaian harga
- Mempersiapkan bisnis untuk ekspansi ke wilayah internasional
Mengelola data hingga 5 TB per hari
Kemacetan adalah hal lumrah untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, terlebih di Jakarta. Jalanan dan infrastruktur yang ada terkadang masih kurang untuk mendukung 260 juta orang, yang mana sekitar 10 jutanya tinggal di ibu kota, Jakarta. Untuk mengatasi hambatan karena macet, orang Indonesia sangat bergantung pada sepeda motor, termasuk ojek, untuk pulang-pergi kerja maupun urusan personal lainnya.
Didirikan di tahun 2010 dan bermarkas di Jakarta, GO-JEK memulai usahanya sebagai layanan pusat panggilan untuk pemesanan ojek. Permintaan pasar yang sangat tinggi terhadap layanan mereka telah menjadikan GO-JEK sebagai satu dari beberapa 'unicorn' -- perusahaan startup dengan valuasi di atas $1 miliar -- di Asia Tenggara.
Sejak beroperasi, GO-JEK telah mengumpulkan data untuk memahami perilaku konsumen. Lantas, di tahun 2015, mereka meluncurkan sebuah aplikasi yang mencakup layanan ojek, pengantaran makanan, dan belanja bahan makanan. "Permintaan masyarakat kala itu sangat melonjak dan kami tumbuh dengan sangat cepat," kata Willem Pienaar, Data Science Platform Lead GO-JEK.
GO-JEK selalu mendengar pelanggan dan menggali umpan balik mereka demi pengembangan produk-produk baru. Kini, GO-JEK telah memiliki lebih dari 18 produk, satu program loyalitas, dan layanan uang elektronik di aplikasinya, begitu pula produk-produk lain di luar aplikasi. Aplikasi mereka telah diunduh hampir 108 juta kali.
Kini, GO-JEK beroperasi di 167 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia dan menjadi pemain besar di berbagai industri. "Untuk layanan ojek online, kami memiliki lebih dari satu juta supir ojek di platform kami yang mana ratusan ribunya beroperasi dalam waktu bersamaan untuk melayani para pelanggan," kata Pienaar. "Kami juga memiliki lebih dari 300.000 pedagang makanan di platform layanan pesan antar kami." katanya, menambahkan. "Kami menyebutnya pedagang karena mereka bukan hanya restoran, mereka adalah ibu-ibu dan bapak-bapak yang menjual makanan dari gerobak di jalan atau rumah mereka. Platform kami mendukung mobilitas sosial-ekonomi di Indonesia dengan cara mengangkat mereka dari kemiskinan. Selain itu, layanan pembayaran kami telah menjadi platform e-money unggulan di Asia Tenggara."
"Google Maps Platform telah menjadi inti dari mesin (aplikasi) kami yang membantu mengoptimalkan rute dan perkiraan waktu tiba bagi para pengemudi ojek."
—Ajey Gore, Group Chief Technology Officer, GO-JEKEkosistem Google menjadi kunci
Sebagai bisnis digital, GO-JEK teramat bergantung pada kemampuan dan keahlian tim teknologi mereka, serta bergantung pada bagaimana memilih teknologi paling tepat, untuk tumbuh dan melebarkan sayapnya ke pasar-pasar baru. GO-JEK telah menjatuhkan pilihan kepada Google Cloud untuk menjalankan aplikasi dan data mereka, karena adanya ekosistem yang terdiri dari Google Cloud dan beberapa teknologi lain.
"Kami memerlukan sebuah sistem yang cepat untuk mencocokkan pengemudi ojek mana yang sesuai dengan permintaan, baik itu permintaan penumpang, pesanan makanan, atau layanan pengiriman barang dari satu titik ke titik lain," kata Ajey Gore, Group Chief Technology Officer GO-JEK. "Google Maps Platform telah menjadi inti dari mesin (aplikasi) kami yang membantu mengoptimalkan rute dan perkiraan waktu tiba bagi para pengemudi ojek."
Solusi teknologi yang ditawarkan Google Cloud memainkan peran krusial bagi GO-JEK untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari satu juta pengemudi ojek dan 2,5 juta pelanggan di 167 kabupaten dan kota. "Sebagai gambaran, kami melakukan ping ke semua pengemudi ojek setiap 10 detik, yang berarti 6 juta ping per menit, dan 8 miliar ping setiap hari," kata Gore. "Jika kita memasukkan interaksi pelanggan juga, kami menghasilkan 4TB sampai 5TB data setiap hari. Kami harus memanfaatkan data ini untuk memberitahu pengemudi ojek tentang daerah mana yang paling membutuhkan layanan dan bagaimana mencapainya."
Melebarkan sayap ke wilayah internasional
Saat GO-JEK mulai ekspansi ke pasar internasional, data science dan machine learning jelas menjadi semakin penting. "Data science dibutuhkan dalam memahami pelanggan kami," kata Pienaar. "Dengan ekspansi internasional yang kami lakukan pada tahun 2018, kami ingin memahami permintaan unik pelanggan di berbagai pasar. Ketika begitu banyak keputusan dibuat secara real-time, Machine Learning menjadi sangat krusial."
Pienaar telah menginvestigasi bagaimana ilmuwan data GO-JEK menggunakan waktu mereka dan apakah mereka memiliki akses ke alat yang mereka butuhkan. "Salah satu ilmuwan data bertanya apakah kami bisa membantunya untuk semakin optimal dalam bekerja," katanya. "Ia mewakili banyak engineer kami yang juga sedang mengerjakan proyek-proyek menarik di berbagai bidang, seperti deteksi penipuan, personalisasi layanan, sistem alokasi pengemudi, dan prediksi permintaan. Namun, ia menghabiskan lebih banyak waktu di proses engineering itu sendiri daripada mengeksplorasi data dan membuat fitur-fitur dan model yang dibutuhkan."
Dengan meninjau ulang proyek-proyek mereka melalui tiga perspektif, yaitu sumber data, rekayasa fitur, dan machine learning, tim Pienaar mengidentifikasi kebutuhan untuk membangun fondasi data yang terpusat.
GO-JEK kemudian bekerja sama dengan Google Cloud Professional Services untuk dapat membantu mengeksplorasi dan menyempurnakan ide-idenya. "Tim Google Cloud Professional Services berperan penting dalam keberhasilan beberapa proyek utama yang dilakukan tim ilmuwan data GO-JEK." kata Pienaar. "Tim kami mendapatkan banyak pengalaman dalam mengelola proyek besar dari ide awal hingga produksi. Pada akhirnya, berkat Google Cloud Professional Services, kami memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi Google, berhasil melakukan kolaborasi yang lebih besar, mampu mendesain program dan fitur yang lebih cerdas, dan mengenalkan produk ke pasar dengan lebih cepat."
Tim Professional Services mengadakan lokakarya, sesi arsitektur dan desain pemrograman, serta memberi kesempatan untuk mempelajari teknologinya secara mendalam. Para anggota tim kemudian bekerja dengan GO-JEK untuk mengembangkan konsep yang mereka punya menggunakan teknologi seperti Apache Beam yang berjalan di Cloud Dataflow, Cloud Bigtable, dan BigQuery, yang kemudian membentuk dasar dari platform rekayasa dan fitur penyimpanan GO-JEK.
Tidak hanya itu, mereka juga menggunakan teknologi-teknologi lain yang terdapat dalam platform seperti Apache Kafka, Cloud Pub/Sub, dan Cloud Storage, yang mampu menangkap dan menyimpan data dari tim produk dan tim lainnya di GO-JEK. Tim-tim tersebut mendapat keuntungan dari adanya sistem pelaporan otomatis, pengarsipan, pengawasan, pemberitahuan, dan keamanan, sementara tim data science dan machine learning dapat mengakses data yang mereka butuhkan untuk menghasilkan analisis.
"Tim Google Cloud Professional Services berperan penting dalam keberhasilan beberapa proyek utama yang dilakukan tim ilmuwan data GO-JEK. Berkat Google Cloud Professional Services, kami memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi Google, berhasil melakukan kolaborasi yang lebih besar, mampu mendesain program dan fitur yang lebih cerdas, dan mengenalkan produk ke pasar dengan lebih cepat."
—Willem Pienaar, Data Science Platform Lead, GO-JEKKetika masalah penciptaan fitur, standarisasi, dan konsistensi telah teratasi melalui kombinasi antara Cloud Dataflow dan Apache Beam, GO-JEK lantas harus memilih fitur penyimpanan yang tepat. "Kami memilih BigQuery untuk menyimpan training data kami, dengan alasan skalabilitas yang ditawarkan dan fakta bahwa fitur itu sepenuhnya layanan berbasis cloud, yang berarti kami tidak perlu mengelola infrastruktur apapun," kata Pienaar. "Terlebih lagi, BigQuery terintegrasi erat dengan layanan Google Cloud lainnya."
Untuk menyajikannya, GO-JEK menggunakan dua penyimpanan data: Cloud Bigtable dan Cloud Memorystore for Redis. "Cloud Bigtable sungguh menjadi game changer bagi kami," kata Pienaar. "Layanan itu memudahkan kami mengakses data fitur dengan latensi di bawah 10 milisekon serta sanggup mengelola permintaan tinggi. Jadi, kami bisa menulis dan membaca data hingga 10.000 kali per detik untuk setiap node, dan jika ingin lebih tinggi, kami hanya perlu menambahkan lebih banyak node."
"Sementara itu, Cloud Memorystore for Redis mengakomodasi beberapa kebutuhan seperti untuk memperbarui status sampai 200.000 sampai 300.000 kali per detik," katanya, menambahkan.
Sebuah API tambahan lantas memungkinkan melakukan pengecekan fitur secara cepat baik pada Cloud Bigtable atau Cloud Memorystore dan kemudian menyimpannya pada cache.
Dengan semua catatan data yang sangat berharga ini, GO-JEK lantas mentransfer metadata ke dalam database PostgreSQL. Dari sana, mereka menggunakan Looker Studio untuk memvisualisasikan seberapa efektif sebuah fitur dalam memprediksi hasil atau mengoptimalkan sebuah objektif. GO-JEK juga telah membuat penjelajah fitur yang dapat digunakan oleh para ilmuwan datanya untuk menemukan fitur, memilihnya dalam BigQuery, dan melatih model mereka.
"Kami percaya pada kekuatan kolaborasi dan kekompakan tim, dan dalam dua tahun terakhir kami telah bekerja sama dengan Google untuk menembus batas dan membuka peluang baru. Dulu, siapa yang mengira kita akan menjadi aplikasi unggulan untuk transportasi, makanan, dan layanan lainnya di Indonesia?"
—Ajey Gore, Group Chief Technology Officer, GO-JEKCloud Machine Learning yang mendukung sistem tarif dinamis
Dengan sumber data dan fitur-fitur pendukung yang lengkap, GO-JEK telah memberdayakan para ilmuwan datanya untuk menerapkan model machine learning mutakhir untuk menciptakan sistem yang mampu mengatur penentuan tarif yang dinamis dan ide-ide inisiatif lainnya. "Kami memperkenalkan Cloud Machine Learning Engine yang terintegrasi erat dengan BigQuery sebagai fitur dan gudang data mentah kami," jelas Pienaar. Cloud Machine Learning Engine adalah layanan dengan skalabilitas yang memungkinkan ilmuwan data GO-JEK untuk melatih dan melayani model-model TensorFlow.
Arsitektur teknologi GO-JEK juga menggabungkan aliran prediksi Cloud Dataflow dengan sistem permintaan berbasis Apache Kafka. Mereka sekarang dapat secara efektif memprediksi perubahan permintaan setiap kali ada perubahan cuaca, seperti hujan, atau mengubah tarif untuk memberi insentif bagi pengemudi untuk bereaksi terhadap permintaan. Sistem itu juga dapat mempersonalisasi tampilan layar awal aplikasi sambil tetap menjaga latensi di angka 30 milisekon pada 10.000 akses per detik.
Para engineers GO-JEK sekarang sangat dimudahkan dalam bekerja karena mereka bisa menggunakan Cloud Datalab untuk membangun model machine learning; menemukan fitur yang diperlukan di fitur explorer; menggunakan BigQuery untuk membuat set pelatihan; dan menggunakan Cloud Machine Learning Engine untuk melatih model mereka.
"Semua itu memberikan dampak besar bagi GO-JEK. Para ilmuwan data kami dapat mengerjakan proyek lebih cepat, kepuasan pelanggan kami meningkat drastis, lebih sedikit ilmuwan data per pelanggan yang dibutuhkan ketika berekspansi ke pasar baru, dan kami menghabiskan lebih sedikit waktu dan uang untuk membangun infrastruktur," kata Pienaar.
"Kami percaya pada kekuatan kolaborasi dan kekompakan tim, dan dalam dua tahun terakhir kami telah bekerja sama dengan Google untuk menembus batas dan membuka peluang baru," tambah Gore. "Dulu, siapa yang mengira kita akan menjadi aplikasi unggulan untuk transportasi, makanan, dan layanan lainnya di Indonesia?"
Beri tahu kami masalah Anda. Kami selalu siap membantu.
Hubungi kamiTentang kami GO-JEK
Sejak diluncurkan pada 2015, GO-JEK telah menjadi platform multi-layanan terkemuka di Indonesia. Berkantor pusat di Jakarta, GO-JEK adalah super app yang memungkinkan masyarakat di 167 kota dan kabupaten di Indonesia untuk mengakses lebih dari 18 produk, mulai dari transportasi, pengiriman makanan, belanja, pijat, layanan bersih-bersih rumah, hingga logistik, dan pembayaran. Teknologi GO-JEK telah meningkatkan kehidupan jutaan orang, sembari terus memberdayakan sektor informal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).