Angkasa Pura Supports: Bekerja secara lebih efisien dengan Google Cloud

Tentang kami Angkasa Pura Supports

Berdiri sejak tahun 2012, Angkasa Pura Supports adalah salah satu dari empat anak perusahaan Angkasa Pura Airports, yang memiliki visi untuk menjadi bandar udara kelas dunia di Indonesia. Peran utama dari Angkasa Pura Supports adalah menangani pengadaan dan pengiriman barang dan jasa.

Industri: Dirgantara
Lokasi: Indonesia

Beri tahu kami masalah Anda. Kami selalu siap membantu.

Hubungi kami

Tentang kami InfoFabrica

InfoFabrica didirikan tahun 2013 sebagai perusahaan jasa konsultan IT hybrid cloud untuk memandu perusahaan-perusahaan dalam menjalani era transformasi digital cloud mereka. Perusahaan ini telah melebarkan sayap dan memiliki kantor di negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam, dan Kamboja.

Angkasa Pura Supports bermigrasi ke Google Cloud untuk memperbaiki proses kerjanya untuk mendorong dan mengarahkan tujuan perusahaan.

Hasil Google Cloud

  • IT footprint menurun drastis hingga lebih dari 90%
  • Proses implementasi keamanan yang lebih singkat, turun dari 2 jam menjadi 15 menit
  • Waktu pengadaan barang dan jasa yang lebih singkat, dari 3 bulan menjadi 3 minggu

Menyediakan infrastruktur yang andal setelah migrasi cloud

Indonesia, sebagai pasar yang terus berkembang untuk perjalanan udara, melihat pergeseran tren pelancong lokal terkait transportasi, dari transportasi darat dan laut ke transportasi udara, yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dan meledaknya maskapai low-cost dalam beberapa dekade terakhir. Namun, masalah keselamatan terus menjadi tantangan dalam dunia penerbangan Indonesia, terutama dengan adanya beberapa insiden pesawat yang turut mempengaruhi reputasi sistem transportasi udara Indonesia.

Terdapat beberapa tantangan dalam penerbangan Indonesia, termasuk infrastruktur yang tidak terawat dan ketinggalan jaman. Didirikan pada bulan Maret 2012 oleh Angkasa Pura Airports, Angkasa Pura Supports (APS) memiliki tujuan untuk meningkatkan indeks kepuasan pelanggan Angkasa Pura Airports (yang ditentukan dari kualitas pelayanan, fasilitas, dan personel) dan meningkatkan pendapatan non-aeronautical melalui sistem operasi, peralatan, dan pelayanan. Perusahaan ini juga menangani pengadaan barang dan jasa untuk perusahaan induk.

APS tengah berada dalam proses transformasi infrastruktur IT agar lebih gesit, lebih cepat, dan tidak terlalu tergantung pada perangkat keras. Perusahaan ingin dapat memenuhi tuntutan industri dengan lebih baik dan mengikuti perkembangan penerbangan yang terus berubah. Aditya Nataprawira, Assistant Manager Post Sales and Office Support di APS menjelaskan, "Sulit bagi kami untuk mengelola perangkat keras dan sistem kami sendiri, karena infrastruktur yang ada di sekitarnya terus tumbuh dan berkembang."

Perusahaan juga memiliki masalah keamanan yang menyangkut server dan perangkat jaringan. "Kami memiliki beberapa masalah, seperti, akses aplikasi mobile yang tidak dapat diandalkan, loading aplikasi web yang terputus-putus, belum lagi beberapa masalah serangan keamanan," terang Nataprawira.

APS bermigrasi ke Google Cloud pada bulan September 2018 demi mendapatkan environment cloud yang dapat diandalkan dan skalabel. "Kami ingin mengembalikan fokus kami kepada bisnis IT daripada hanya sebagai cost center saja. Kami ingin menyediakan infrastruktur yang dapat diandalkan perusahaan. Untuk melakukan itu, kami perlu memegang kontrol agar dapat turut mendorong dan mengarahkan tujuan perusahaan," kata Nataprawira.

Saat ini, APS menggunakan beberapa produk Google Cloud, seperti, Cloud Storage, Compute Engine, Stackdriver, dan aplikasi pihak ketiga seperti Palo Alto Networks dan SAP. Dengan bantuan dari perusahaan konsultan IT, InfoFabrica, APS dapat melalui proses proof-of-concept dengan mulus dan melakukan tes migrasi dengan menjalankan workload di atas cloud dengan sukses, sehingga memutuskan untuk menggunakan Google Cloud. "Kami memilih Google Could karena mampu memenuhi kebutuhan kami secara langsung, dengan solusi yang dapat diterapkan dan diukur," lanjut Nataprawira.

"Kami ingin mengembalikan fokus kami kepada bisnis IT daripada hanya sebagai cost center saja. Kami ingin menyediakan infrastruktur yang dapat diandalkan perusahaan. Untuk melakukan itu, kami perlu memegang kontrol agar dapat turut mendorong dan mengarahkan tujuan perusahaan."

Aditya Nataprawira, Assistant Manager Post Sales and Office Supports, APS

Google Cloud membantu mencapai target penghematan anggaran dan kecepatan

Sebelum bermigrasi ke Google Cloud, APS tidak gesit dalam mengembangkan inisiatif bisnis. "Kami mengininginkan konektivitas yang stabil agar dapat menerapkan infrastruktur yang skalabel bagi aplikasi berbasis web, sekaligus memenuhi permintaan pada periode puncak dan mengurangi biaya pada saat bersamaan," kata Nataprawira.

Dalam hal manajemen Sumber Daya Manusia, perusahaan melakukan proses rekrutmen online secara berkala, di mana saat ini berjalan di atas Google Cloud. "Aksesibilitasnya jauh lebih dapat diandalkan, karena pelamar dapat mengakses portal secara langsung dari mana saja, selama mereka memiliki koneksi internet," jelas Nataprawira.

Migrasi ke Google Cloud yang berjalan mulus dan hanya memakan waktu satu bulan telah menurunkan biaya pemeliharaan bulanan sebanyak 20%, dan menurunkan biaya modal di muka dengan signifikan. Waktu yang diperlukan untuk mengkonfigurasi dan mengimplementasi server baru juga turun drastis dari tiga bulan menjadi satu bulan saja, berkat kecepatan, fleksibilitas dalam melakukan perubahan dan perbaikan, serta deployment yang lebih mudah semua dimungkinkan pada solusi Google Cloud yang baru dimiliki oleh APS.

Semua aplikasi on-premises APS sekarang berjalan di Google Cloud, termasuk database, parking, file server, aplikasi web, pengadaan online, rekrutmen online, kontrak online, dan aplikasi back-office. Nataprawira juga menyebutkan bahwa implementasi solusi cloud ini memungkinkan APS untuk mengalihkan fokus mereka kembali ke bisnis IT. "Google Cloud membantu kami untuk mencapai tingkat pengembalian investasi yang baik, serta mempersingkat waktu dalam proses pengambilan keputusan. Ini membantu kami dalam memenuhi tuntutan dari para stakeholder kami, juga sejalan dengan inisiatif kami dalam menyediakan infrastruktur pendukung untuk mendorong bisnis kami." Dia juga menambahkan bahwa proses deployment berlangsung "sangat cepat", karena hanya memakan waktu tiga bulan saja untuk implementasi migrasi ke Google Cloud secara keseluruhan. "Kami menata ulang proses internal kami, mengarahkan dan mendidik pengguna kami untuk beradaptasi dengan environment cloud yang baru beserta dengan proses, eskalasi serta lini pendukung yang baru juga," tambah Nataprawira.

Perbaikan proses kerja internal setelah migrasi Google Cloud

Setelah bermigrasi ke Google Cloud, APS melihat perbaikan yang signifikan dalam proses internalnya. Contohnya, waktu pengadaan barang dan jasa telah dipangkas dari 3 bulan menjadi 3 minggu, dan proses implementasi keamanan menjadi lebih singkat dari 2 jam menjadi 15 menit saja. Selain itu, ada juga peningkatan besar lainnya di bagian analisis dengan pengguna internal aplikasi dan workload yang merasakan manfaat dengan proses yang 50% lebih cepat, serta juga insight yang lebih luas dari data yang dikumpulkan dari keseluruhan proses.

Dulu, untuk pengadaan perangkat keras IT, perusahaan perlu melalui beberapa proses terlebih dahulu, termasuk menganalisis kebutuhan bisnis, sebelum tim pengadaan mengajukan beberapa alternatif solusi terkait ukuran dan perencanaan kapasitas untuk tiga hingga lima tahun ke depan. Selain itu, tim pengadaan juga harus melakukan penilaian ROI/TCO, bersamaan dengan proses tender dan procurement. Setelah itu, vendor akan memesan dan mengimpor perangkat keras tersebut setelah mendapat izin dari bea cukai. Keseluruhan proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Dengan Google Cloud, proses tersebut dapat dipersingkat dengan menghilangkan proses logistik, karena solusi dapat mulai diimplementasikan hanya dalam beberapa hari setelah APS mengirim pesanan pembelian ke vendor.

Nataprawira menjelaskan bahwa sudah terjadi penurunan sebesar 25% dalam total biaya kepemilikan dan APS juga telah memotong pengeluaran ke vendor eksternal: "Sebelum migrasi ke Google Cloud, kami menghabiskan jumlah anggaran yang tidak sedikit terkait konstruksi dan operasional karena kami harus meng-outsource beberapa pekerjaan ke vendor lain."

Perusahaan juga berhasil mengurangi IT footprint hingga lebih dari 90%. Felix Ricky Harjadi, Cloud Services Lead di Infofabrica menambahkan bahwa dulu APS bergantung pada router dan perangkat jaringan serta legacy system yang sudah ketinggalan jaman. "APS tidak lagi membutuhkan perangkat pendukung setelah bermigrasi ke Google Cloud. Kami telah berhasil mencapai penurunan yang sangat signifikan dalam IT footprint kami, sambil terus meningkatkan efisiensi."

Waktu untuk mengakses aplikasi, yang sebelumnya memakan waktu hingga sepuluh detik, kini hanya membutuhkan waktu kurang dari satu detik. Selain itu, waktu penyelesaian untuk proses deployment yang dulu memakan waktu hingga dua bulan, sekarang hanya memakan waktu beberapa hari saja. Waktu pemrosesan untuk implementasi keamanan juga dapat dirampingkan dari 2 jam hingga 15 menit.

"Google Cloud membantu kami untuk mencapai tingkat pengembalian investasi yang baik, serta mempersingkat waktu dalam proses pengambilan keputusan. Ini membantu kami dalam memenuhi tuntutan dari para stakeholder kami, juga sejalan dengan inisiatif kami dalam menyediakan infrastruktur pendukung untuk mendorong bisnis kami."

Aditya Nataprawira, Assistant Manager Post Sales and Office Supports, APS

Mengurangi ancamanan keamanan dengan toolkit Google Cloud

Keamanan tetap menjadi perhatian dan tantangan utama untuk perusahaan seperti APS, dan Google Cloud menyediakan toolkit yang kuat dan fleksibel untuk mendukung proses transisi yang mulus ke cloud.

"Semua hal yang menyangkut dengan risiko keamanan, hal ini dikelola oleh vendor pihak ketiga. Rintangan keamanan, seperti firewall, telah dipasang untuk memblokir akses tanpa izin. Kami berhasil mengurangi jumlah serangan keamanan setelah bermigrasi ke Google Cloud, dan kami belum menemukan serangan yang merusak atau serangan ransomware sejak itu," kata Nataprawira.

Berkat migrasi yang sukses ke cloud, manajemen risiko keamanan, dan pengurangan IT footprint, APS mengharapkan proses yang lebih lancar lagi dalam perjalanan transformasi digitalnya. Hal ini akan memungkinkan APS untuk terus mendukung perusahaan induknya dan tetap berada di depan para pesaingnya.

Beri tahu kami masalah Anda. Kami selalu siap membantu.

Hubungi kami

Tentang kami Angkasa Pura Supports

Berdiri sejak tahun 2012, Angkasa Pura Supports adalah salah satu dari empat anak perusahaan Angkasa Pura Airports, yang memiliki visi untuk menjadi bandar udara kelas dunia di Indonesia. Peran utama dari Angkasa Pura Supports adalah menangani pengadaan dan pengiriman barang dan jasa.

Industri: Dirgantara
Lokasi: Indonesia

Tentang kami InfoFabrica

InfoFabrica didirikan tahun 2013 sebagai perusahaan jasa konsultan IT hybrid cloud untuk memandu perusahaan-perusahaan dalam menjalani era transformasi digital cloud mereka. Perusahaan ini telah melebarkan sayap dan memiliki kantor di negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam, dan Kamboja.